Translate

Rabu, 25 Agustus 2010

Negara Bertauhid itu Bernama Indonesia

Rating:★★
Category:Other
dakwatuna.com – Pada tanggal 9 Ramadhan 1364 H., bertepatan tanggal 17 Agustus 1945, para pendiri negara ini memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari kolonialisme. Bangsa Indonesia kembali merayakan hari jadinya yang ke 65 tahun, persis jatuh pada bulan suci Ramadhan, tepatnya hari Selasa, tanggal 7 Ramadhan 1431 H., kesan peringatan kali ini lebih terlihat sederhana, khusyu’ dan jauh dari hura-hura.

Kalau kita tengok kembali perjalanan sejarah bangsa besar ini, kita akan menemukan bahwa peran, kontribusi dan perjuangan umat Islam terhadap kemerdekaan begitu besar. Tercatat dalam buku sejarah kita, para pahlawan, syuhada’ dari berbagai pelosok negeri ini adalah nota bene mereka muslim. Mereka berjihad membela tanah airnya dan menegakkan agamanya sekaligus. Dengan jiwa dan raga mereka membela negeri ini. Ada Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, ada Imam Bonjol di Sumatera, ada Kapitan Pattimura Ahmad Lussy, ada Cut Nyak Dien, dan sederet nama-nama pahlawan nasional lainnya, bahkan ada di antara kakek-nenek kita, orang tua kita yang juga berjuang mengusir penjajah, namun mereka tidak tercatat sebagai pahlawan dan tidak di makamkan di Taman Makam Pahlawan. Kemudian, para pendiri negeri ini meneruskan perjuangan mereka dan memproklamirkan kemerdekaannya.

Negara Tauhid

Para pendiri bangsa ini meletakkan dasar negara Indonesia berasaskan Tauhid (penuturan saksi sejarah kepada penulis). Itu terbukti secara konstitusional. Paling tidak ada 3 dalil kanstitusional yang menguatkan hal itu:

Pertama, bunyi pembukaan UUD 45 Alinia ketiga, “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.” Pernyataan tegas itu menunjukkan bahwa para pendiri negeri ini sadar betul bahwa kemerdekaan ini bukan semata-mata jerih payah mereka, tapi lebih pada karunia dari Allah swt. Ini sekaligus membuktikan bahwa para pendiri negeri ini religius dan taat beragama.

Kedua, adalah bunyi Pasal 29 Ayat 1 Undang-Undang Dasar, “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.” Sebelum rumusan ini disepakati, bunyi ayat itu adalah “Negara berdasarkan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Delapan kata yang terakhir dicoret, karena umat Islam sangat toleran terhadap agama lain, dan untuk menggantikan delapan kata itu, disepakatilah satu kata, yaitu Esa. Kenapa bukan Maha Kuasa, Maha Besar, Maha Kasih Sayang dst., tapi mengapa dipilih kata Esa. Karena Esa itu berarti Tauhid. Allah swt. berfirman: “Katakanlah, Dialah Allah Yang Esa.” (Al-Ikhlas:1).

Ketiga, adalah pasal 31 ayat 3 (hasil amandemen) tentang Pendidikan Nasional Indonesia. Berbunyi, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

Subhanallah, jadi kalau kita fair, ketiga landasan konstitusional itu sudah menjadi bukti bahwa negeri ini didirikan karena tekad kuat dari para pendirinya untuk maju, membangun dan menjadi negara yang besar berlandasan tauhid.

Berdasarkan akar sejarah bangsa ini -yaitu para pahlawan dan syuhada’ adalah mayoritas muslim dan bukti bahwa semangat para pendiri negeri ini adalah tauhid-, maka sudah seharusnya jika pemimpin negeri ini melanjutkan perjuangan mereka dengan semangat yang sama dan tidak sekali-kali menjadikan umat Islam sebagai kelompok yang dicurigai, didiskriminasi apalagi dijadikan musuh. Dan jangan sampai ada lagi kelompok-kelompok dari pengelola negeri ini yang sengaja mengkait-kaitkan tindak pengkrusakan dan terorisme dengan agama Islam atau agama apapun, apa lagi dengan sengaja menciptakan kondisi dan kesan seperti itu. Sebab, selain tindak pengkrusakan dan tindak terorisme bukan dari ajaran agama apapun, apalagi agama Islam, juga berarti kita melupakan sejarah bangsa sendiri dan melupakan perjuangan umat Islam selama ini.

Suka tidak suka, mayoritas penduduk negeri ini adalah Muslim. Bahkan menjadi penduduk terbesar Islam di dunia. Bayangkan! Jika semua penduduk muslim Timur Tengah dijadikan satu, itu masih lebih banyak jumlah penduduk Muslim di negeri ini. Inilah fakta dan data, kita tidak bisa memungkirinya. Jadi siapapun kita, dan para pemimpin negeri ini, hendaknya memperlakukan umat Islam secara fair dan bijaksana. Agar negeri ini secara berproses kembali bangkit dan membangun bersama, menjadi negara yang diperhitungkan dipercaturan dunia internasional. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari umat Islam, karena ajaran Islam membawa kasih sayang bagi alam semesta, bagi semua umat manusia tanpa terkecuali “Islam Rahmatan lil’aalamiin”.

Bulan suci Ramadhan menjadi bukti bahwa Islam dan umatnya cinta persaudaraan, kepedulian, berbagi, membangun, berprestasi dan memberikan sebesar manfaat bagi siapapun, terutama bagi negeri tercinta ini, biidznillah.

Itulah yang semestinya kita bangun bersama di negeri ini, dan itulah yang harus ditunjukkan oleh para pemegang amanah kepemimpinan di negeri ini. agar kita tidak disebut, “lupa akar sejarah bangsanya sendiri”. Allahu a’lam

sumber:
http://www.dakwatuna.com/2010/negara-bertauhid-itu-bernama-indonesia/


23 komentar:

  1. Klo bedasarkan Tauhid dan Syari;at Islam kenapa harus ada Pancasila dan UUD...?

    BalasHapus
  2. indikasi tauhid karna pembukaannya ada tulisan ata berkat rahmat Allah..hahaahahaa

    BalasHapus
  3. pada baca ga sih isinya? ini kan tentang sejarah awal berdirinya indonesia..., yaaa emang beda ma kondisi sekarang

    BalasHapus
  4. jiah udah keduluan diposting sama flo.

    curang.

    aye dari maren2 udah niat posting artikel keren dakwatuna ntuh.

    he8.

    peace.

    BalasHapus
  5. tapi yang dibangun penulis bahwa negara ini bertauhid..huhuy

    BalasHapus
  6. dakwatuna suruh jadi situs sufi aja..malu-maluin doang..

    BalasHapus
  7. ia merdeka saat ramadhan tiba, *jd ingt perang badar*

    BalasHapus
  8. hahaha..ini lagi,geje juga nt ;p

    BalasHapus
  9. iya 17 agustus maren pas ramadhan kan.

    pokoknya, islam dan kaum muslimin insya Alloh sedang berada di atas angin dah di indonesia dan global secara umum.

    barat sekarang ketar-ketir krn pertmbuhan muslim yang pesat dan "teror" dakwah islam moderat yang penuh berkah.

    memang masih ada multi krisis, tp ummat islam sbg ummat terbaik harus optimis. kita adalah tuan di negeri kita sendiri. bersama seluruh komponen negara menuju indonesia negeri madani penuh berkah. tentu harus dimulai dari 3M. ^^

    *imho

    wallohu a'lam.

    BalasHapus
  10. Baca dunk kekuasaan ditangan rakyat, mereka ngakunya beriman tapi mereka hendak berhukum pada thoghut .. Astagfirulloh hak alloh dirampas gan .. tobat bareng2 yuk ..

    BalasHapus
  11. mpok2, abang2 sekalian, udah jadi tugas kita bersama mewujudkan cita-cita para pendahulu kita, para mujahid yang telah memperjuangkan berdirinya negara bertauhid,, jika realitanya kondisi sekarang blm spti judul editorial ini, yaa justru harusnya menyadarkan kita untuk sama-sama berjuang mewujudkan impian yang telah dicetuskan para pejuang terdahulu, bukan sebatas protes tapi wujudkan dalam aksi nyata dong. Sepakat?

    BalasHapus
  12. hehehe, iya mba tapi caranya salah bukan dengan sebagaimana yang diterapkan pada negara ini. lah sedangkan ketika seseorang terdengar ingin mendirikan dan merubah negeri ini menjadi Negara Tauhid saja sudah disebut sebagai Teroris maupun Khawarij.. nah ini begimana...?

    BalasHapus
  13. artikel ini ngingetin ma tulisanku dahulu bunga, orang mw zina tapi baca basmalah dlu..

    BalasHapus
  14. itu pejuang2 dulu pada ngerti tauhid ga sih? kesian bener mati sia2..

    *komen dari rasul baru*

    BalasHapus
  15. lah, jangan tanya gw.. gw ga pernah ketemu ama pejuang2 ntu... diponegoro dkk, juga pendiri NU n Muhammadiyah, mana gw tau mrk bertauhid apa ngga?

    klo emang bertauhid ngapain bikin UUD n pancasila? mending bikin ajaran baru kayak gw, al maulaniyah...

    BalasHapus
  16. jangan nambah polemik baru nt,baca sejarah pengkhianatan kaum nasionalis..

    BalasHapus
  17. lha, gw kagak nambah polemik, cuma nambah jamaah aja koq.. ; p

    BalasHapus
  18. beuh, jangan dibecandain atuh om -_-

    BalasHapus