Terbangun pada pagi ku selalu
kumulai semuanya, selalu
dengan suci dan kelabu yang saat nanti akan dikenang, tak tahu...
Kita berjalan dengan semangat yang terus dicari
Kita melangkah dengan beban penuh tanpa isi
Tak tahu....
Tatapan kita jauh ke depan, menerawang
Dengan lambang di lengan dan segudang peluang
Kita tertawa, yakin....
Tak tahu....
Lihat.....!!
Di lampu merah itu, di tepi jalan sana
Langkah-langkah kecil berlari dengan nyanyian yang sulit dinikmati
Mereka menatap kita dengan mata sayu, mengantuk
Mereka melihat kita menuju bangunan itu, berlari...
"semangat yang menggebu", gumam mereka
Tak tahu....
Kita tidak pernah tahu
Kita terlalu sibuk, dengan semua yang tidak kita ketahui
Kita terlalu sibuk menyaingi waktu yang sombong
Ingatkan aku, ingatkan semua,
Mereka ada
Mereka melihat kita
Di pagi yang tergesa
Di siang yang berpeluh
Mereka kagum....
kumulai semuanya, selalu
dengan suci dan kelabu yang saat nanti akan dikenang, tak tahu...
Kita berjalan dengan semangat yang terus dicari
Kita melangkah dengan beban penuh tanpa isi
Tak tahu....
Tatapan kita jauh ke depan, menerawang
Dengan lambang di lengan dan segudang peluang
Kita tertawa, yakin....
Tak tahu....
Lihat.....!!
Di lampu merah itu, di tepi jalan sana
Langkah-langkah kecil berlari dengan nyanyian yang sulit dinikmati
Mereka menatap kita dengan mata sayu, mengantuk
Mereka melihat kita menuju bangunan itu, berlari...
"semangat yang menggebu", gumam mereka
Tak tahu....
Kita tidak pernah tahu
Kita terlalu sibuk, dengan semua yang tidak kita ketahui
Kita terlalu sibuk menyaingi waktu yang sombong
Ingatkan aku, ingatkan semua,
Mereka ada
Mereka melihat kita
Di pagi yang tergesa
Di siang yang berpeluh
Mereka kagum....
Created by Fey.....
Pas ngubek2 lemari buku, terselip secarik kertas berisi bait-bait kalimat yang mengembalikan sebuah memori lama... Sebuah puisi dari seorang sahabat, dibuat kala kami masih berseragam putih-abu, membawaku kembali ke masa itu..., tentang semangat yang menggebu tuk meraih cita, tentang para pengamen cilik yang selalu kami temui dalam perjalanan, tentang sebuah bangunan yang kini tak asli lagi, tentang waktu yang tak mau diajak berkompromi...
Huft..., masa itu, jadi kangen masa-masa itu....
Thank 4 Fey
Pas ngubek2 lemari buku, terselip secarik kertas berisi bait-bait kalimat yang mengembalikan sebuah memori lama... Sebuah puisi dari seorang sahabat, dibuat kala kami masih berseragam putih-abu, membawaku kembali ke masa itu..., tentang semangat yang menggebu tuk meraih cita, tentang para pengamen cilik yang selalu kami temui dalam perjalanan, tentang sebuah bangunan yang kini tak asli lagi, tentang waktu yang tak mau diajak berkompromi...
Huft..., masa itu, jadi kangen masa-masa itu....
Thank 4 Fey
hihihi...
BalasHapusuntungnya ada penjelasan dibawahnya...kalo ga, seperti biasa...daku tak akan mengerti
aah, lia mah, ayo asah kemampuan memahami bahasa2 tersirat lii..,
BalasHapusbtw, yg menanti mentari ngerti ga? Xixixi
mana kata-kata menanti matahari?
BalasHapuseh, maksudna postingan sblmnya, yg judulnya: menanti mentari...
BalasHapusBtw, sbnrnya makna puisi yg ini kykna lbh kpd betapa qt tuh ga peduli sama skitar, sok sibuk sama urusan qt yg qt pun tak tahu apa yg dikejar, hahay, masa2 sma bgt, sok sibuk, lari2 takut telat, ga peduli tnyta anak2 jalanan itu mperhatikan qt, gt deh, bener ga, fey? Hehe..
hemmmm,
BalasHapushmmmm jg...kenapa yor??
BalasHapusgpp ko, hehehehe
BalasHapus