Kelezatan ruhani adalah ketika yang dicinta sesungguhnya adalah ALLAH, adalah kebenaran, adalah misi hidupnya. Bukan orang, atau benda atau bentuk apapun. Yang dirindukan adalah surga yang abadi, adalah bidadari-bidadari yang kelak akan mengitarinya, adalah pandangan mata pada cahaya wajah ALLAH. Bukan pujian dan penerimaan manusia. Manusia hanya medan karya tempat cinta mengejawantah. Kelelahan-kelelahan itu melahirkan kegembiraan ruhani, kelezatan yang melahirkan energi baru untuk terus mengejawantahkan cinta. (AM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar