Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut
Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan
tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon
penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri
itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?”
(HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .
Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri
yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya
dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh
yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.
Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul
maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian
orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut
dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut
dan kulit kepala hingga kaki”.
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil
yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia
menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui
gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba
mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan.
“Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku?
Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa
perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang,
dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia
ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa
Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti
Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan
mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya
hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya
melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam
tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau
kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan
bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar
siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis
shawab.
Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim
Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan
Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang
zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut
sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk,
memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba
hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika
melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim
as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah
cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman
kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malaikatul Maut saja sudah
menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita,
menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh
kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas
dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam
sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.
Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan
memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita
melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa
tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim
(berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul
dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini
kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu
selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan
berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri
(sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan
pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu
kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang
menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah
dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata,
“Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat
kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat
kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar
ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “
Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat
itu.
Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang
dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya
Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah
SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan
meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan
diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim
di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau
merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!
Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa
Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa
Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan
wangi yang sangat harum.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah
diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan)
kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat
(pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik
dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn
yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di
dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki.
Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa.
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat
dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16
: 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga
yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya,
“Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah
dalam masa-masa menunggumu”.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada
dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat
yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika
sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan
Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.
Allahumma Amin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar