Translate
Senin, 25 April 2011
Saatnya Untuk Bekerja
Assalamu'alaikum Wr Wb,
Ikrar telah diucapkan, Allah dan seluruh alam semesta menjadi saksi, kini mampukah diri menunaikannya?
Ikrar telah dilisankan, adakah hati turut meyakininya? Sudahkah raga melaksanakan amal-amalnya?
Bukankah iman adalah ketika hati, lisan, dan raga selaras...
Maka kini saatnya membuktikan dengan amal, dengan kerja, dengan gerak...
Kerja itu adalah rahmat, maka bekerjalah dengan keikhlasan
Kerja itu adalah amanah, maka bekerjalah dengan penuh tanggung jawab
Kerja itu adalah aktualisasi diri, maka bekerjalah dengan semangat
Kerja itu adalah ibadah, maka sertakanlah rasa kecintaan pada kerja-kerja kita
Kerja itu adalah seni, maka bekerjalah dengan kreatif dan inovatif
Kerja itu adalah kehormatan, maka bekerjalah dengan integritas
Kerja itu adalah pelayanan, maka bekerjalah dengan rendah hati
Kini saatnya bekerja, saudaraku...
Buktikan dengan kerja, buktikan dengan amal, buktikan dengan pelayanan...
Berikan manfaat sebanyak-banyaknya, bukankah sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya?
Luruskan kembali niat, ikhlaskah seluruh amal hanya tuk meraih ridho Allah, akhiratlah orientasi kita, jangan silau dengan dunia yang hanya sekejap..... akhiratlah tempat yang abadi, ke sana kita kan kembali....
Bekerjalah tanpa peduli pujian dan cacian orang, bekerjalah ikhlas hanya karena Allah, cukuplah Allah menjadi penolong....
Amanah ini memang berat, sangat berat...
Tapi, beban seberat apapun akan ringan ketika kita menghadirkan keikhlasan di dalamnya, ketika kita menyertakan kelapangan dada di dalamnya, ketika kita selalu memupuk semangat jiddiyah dalam kerja-kerja kita...
Kini saatnya untuk bekerja
Kini saatnya kita buktikan dengan amal
Kini saatnya tubuh kita berlelah-lelah, saat pikiran kita kuras, saatnya melapangkan hati sampai luasnya tak terhingga untuk kemaslahatan umat, untuk kemajuan dakwah Islam.
Bekerja untuk Kota Bogor, bekerja untuk Indonesia, bekerja karena Allah, untuk dan hanya untuk meraih ridho Allah semata...
- MARI BEKERJA, tunaikan amanah-amanah kita -
Rabu, 09 Maret 2011
Indahnya Menanti
"Semuanya akan indah pada waktunya, jika belum indah berarti itu belum waktunya."
-Kutipan_Anda-
Dari Abi yahya Shuhaib bin Sinan RA. Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya menakjubkan keadaan orang mu’min, karena segala urusannya sangat baik baginya, dan itu tidak akan terjadi kecuali bagi orang mu’min. Bila ia memperoleh kesenangan, ia bersyukur, yang demikian itu baik baginya. Dan bila ia tertimpa kesusahan ia juga bersabar, yang demikian itupun baik baginya.”
Teruntuk mereka yang dalam penantian akan datangnya masa yang tepat untuk menikmati keindahan, masa penantian itu pun indah rasanya jika selalu diwarnai kesabaran dan kesyukuran. Dalam penantian ada begitu banyak nikmat yang Allah berikan, ada begitu banyak amal yang mampu kita persembahkan, ada begitu banyak ilmu yang bisa kita peroleh, ada doa-doa yang lembut melantun di malam-malam yang pekat, ada harapan yang selalu tersemat, ada saudara-saudara yang senantiasa menemani dan membersamai, dan banyak orang yang selalu mendoakan... Ya, bahkan masa penantianpun indah, karena di masa penantianlah harapan itu ada, selalu ada... Seorang siswa kelas XII yang menanti kelulusan, dipenuhi akan harapan-harapan untuk menggapai perguruan tinggi harapan demi tercapainya cita di masa depan... Seorang mahasiswa tingkat akhir atau fresh graduate yang menanti panggilan kerja, menjemput mimpi-mimpinya akan masa depan yang cerah... Seorang pemuda yang tengah merintis usahanya, jatuh bangun, menemui banyak kegagalan, pasti selalu menanti datangnya sukses, optimisme selalu tersemat... Seorang ibu yang tengah hamil dan menanti kelahiran sang buah cinta yang amat dirindui hadirnya... Di masa penantian itu menghadirkan harapan, harapan itu menghadirkan semangat perjuangan dan doa yang tak pernah putus. Kesabaran di masa penantian adalah keindahan, terwujudnya impian adalah buah manis dari kesabaran atas sebuah penantian, Kesyukuran atas datangnya waktu yang dinantikan adalah keindahan... Ternyata semuanya indah, bukan? menikmati proses itu indah, menuai hasil pun indah...
Tiba-tiba teringat perbincangan saya dengan seorang teteh yang hobi berpetualang, life is an adventure,,, Lalu, saya bertanya padanya, apakah gerangan yang membuatnya begitu terobsesi untuk berkeliling dunia... jawabannya cukup simple, karena saya suka menikmati perjalanannya... bukan tentang tempat tujuannya, bukan, tapi ia menikmati perjalanan menuju tampat tujuannya... Mungkin hal ini bisa menggambarkan sebuah filosofi hidup, menunjukkan bahwa tujuan bukanlah segala-galanya, justru kenikmatan diperoleh pada prosesnya, proses mencapai tujuan.
Banyak orang yang kadang lupa untuk menikmati proses, karena hidupnya selalu terfokus pada tujuan akhir. Akibatnya, saat tujuannya tak tercapai sesuai target, maka kekecewaanlah yang dirasa. Padahal ada banyak nikmat yang bisa kita peroleh dari proses itu sendiri, ada banyak ilmu yang bisa kita timba, ada begitu banyak kebaikan di dalamnya jika kita menyadarinya. Dalam proseslah Allah menyisipkan banyak pembelajaran, banyak ladang-ladang amal, banyak pintu-pintu kebaikan, banyak corong-corong ilmu, banyak hikmah yang mampu dipetik...
Dari pembincangan singkat dengan seorang teteh itu saya mengambil banyak pelajaran, saya benar-benar menyukai filosofi hidupnya, tentang menikmati proses, menikmati perjalanan hidup. Tapi tentu saja perjalanan hidup kita harus tetap dibingkai dengan visi yang jelas, tujuan hidup yang pasti, agar langkah-langkah kita terarah. Agar kehidupan kita benar-benar indah dalam proses maupun hasil akhir... Keindahan abadilah yang layak dikejar, keindahan yang tak hanya dinikmati di dunia, keindahan yang tak hanya diteguk seumur hidup, tapi seumur kehidupan setelah kematian... Tapi keindahan abadi, keindahan yang nilainya melebihi seisi langit dan bumi...
Kita semua tengah berproses, kita semua tengah bergerak, bergerak menuju satu titik, titik kematian.... Maka proses seperti apakah yang akan kita jalani? Akankah kita sibuk membekali diri untuk kehidupan yang abadi atau justru sibuk mengejar kefanaan dunia dan lupa akhirat?
Sibuk membekali diri untuk kehidupan yang abadi, merelakan diri untuk menjadi jundi-jundi Allah, menegakkan Diennullah, maka inilah saatnya bagi kita untuk memantaskan diri untuk menjadi prajurit terbaik bagi agama ALLAH... maka pantaskanlah diri agar layak menempati tempat terindah yang telah disediakan-NYA... Pantaskanlah diri untuk mampu menjalani proses menuju keindahan abadi dengan berbekal sabar dan syukur, karena perjuangan ini tak kan pernah mudah, penuh aral dan jalannya terjal, sedikit yang mau melaluinya... Tapi bagi mereka yang sabar, proses ini selalu indah... Karena selalu tersemat nikmat-nikmat tiada ternilai di dalamnya, yang tak kan pernah terkecap oleh mereka yang menolak jalan ini... apa sajakah nikmatnya? Setiap diri yang berkubang di dalamnya pasti merasai kenikmatan-kenikmatan tiada tara dalam alam perjuangan ini....
"Melangkah ke alam perjuangan berarti rela dalam kepahitan. Biarlah diri menangis terluka, kecewa asal tetap berada di jalan Allah, daripada mati tanpa mujahadah. Mungkin kita tak sanggup selamanya terluka, tapi ingatlah setiap tetesan darah, luka, dan air mata, itulah mahar kita ke surga-NYA."
"Maka itu jika ditanya, kenapa perjuangan itu pahit? jawabnya, karena surga itu manis."
Selamat berjuang, selamat menikmati proses, selamat menikmati pahit manisnya perjuangan,
Maka jadilah pejuang sejati dan raihlah kemenangan hakiki
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Ankabut: 69)
Selamat Menikmati Indahnya Perjuangan, saudaraku.....
_Bunga Karang_
10 Maret 2011
Minggu, 16 Januari 2011
IMPIAN HARI INI ADALAH KENYATAAN HARI ESOK
Rating: | ★★★★ |
Category: | Other |
Janganlah engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat.
Allah swt. berfirman,
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman serta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu." (Al-Qashash: 5-6)
Putaran waktu akan memperlihatkan kepada kita peristiwa-peristiwa yang mengejutkan dan memberikan peluang kepada kita untuk berbuat. Dunia akan melihat bahwa dakwah kita adalah hidayah, kemenangan, dan kedamaian, yang dapat menyembuhkan umat dari rasa sakit yang tengah dideritanya. Setelah itu tibalah giliran kita untuk memimpin dunia, karena bumi tetap akan berputar dan kejayaan itu akan kembali kepada kita. Hanya Allah-lah harapan kita satu-satunya.
Bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya esok hari, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa di esok hari.
Kita memang harus menunggu putaran waktu itu, tetapi kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus berbuat dan terus melangkah, karena kita memang tidak mengenal kata "berhenti" dalam berjihad.
Allah swt. berfirman,
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, sungguh akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami. "(Al-Ankabut: 69)
Hanya Allah-lah Dzat yang Maha Agung, bagi-Nya segala puji.
-Hasan Al-Banna-
Selasa, 22 Juni 2010
Jangan Lari dari Ujian Hidup
Rating: | ★★★★ |
Category: | Other |
Oleh: Mochamad Bugi
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ
dakwatuna.com – “Sesungguhnya besarnya balasan tergantung dari besarnya ujian, dan apabila Allah cinta kepada suatu kaum Dia akan menguji mereka, barangsiapa yang ridha, maka baginya keridhaan Allah; namun barangsiapa yang murka, maka baginya kemurkaan Allah.”
Sabda Rasulullah saw. ini ada dalam Kitab Sunan Tirmidzi. Hadits 2320 ini dimasukkan oleh Imam Tirmidzi ke dalam Kitab “Zuhud”, Bab “Sabar Terhadap Bencana”.
Hadits Hasan Gharib ini sampai ke Imam Tirmidzi melalui jalur Anas bin Malik. Dari Anas ke Sa’id bin Sinan. Dari Sa’id bin Sinan ke Yazid bin Abu Habib. Dari Yazid ke Al-Laits. Dari Al-Laits ke Qutaibah.
Perlu Kacamata Positif
Hidup tidak selamanya mudah. Tidak sedikit kita saksikan orang menghadapi kenyataan hidup penuh dengan kesulitan. Kepedihan. Dan, memang begitulah hidup anak manusia. Dalam posisi apa pun, di tempat mana pun, dan dalam waktu kapan pun tidak bisa mengelak dari kenyataan hidup yang pahit. Pahit karena himpitan ekonomi. Pahit karena suami/istri selingkuh. Pahit karena anak tidak saleh. Pahit karena sakit yang menahun. Pahit karena belum mendapat jodoh di usia yang sudah tidak muda lagi.
Sayang, tidak banyak orang memahami kegetiran itu dengan kacamata positif. Kegetiran selalu dipahami sebagai siksaan. Ketidaknyamanan hidup dimaknai sebagai buah dari kelemahan diri. Tak heran jika satu per satu jatuh pada keputusasaan. Dan ketika semangat hidup meredup, banyak yang memilih lari dari kenyataan yang ada. Atau, bahkan mengacungkan telunjuk ke langit sembari berkata, “Allah tidak adil!”
Begitulah kondisi jiwa manusia yang tengah gelisah dalam musibah. Panik. Merasa sakit dan pahit. Tentu seorang yang memiliki keimanan di dalam hatinya tidak akan berbuat seperti itu. Sebab, ia paham betul bahwa itulah konsekuensi hidup. Semua kegetiran yang terasa ya harus dihadapi dengan kesabaran. Bukan lari dari kenyataan. Sebab, ia tahu betul bahwa kegetiran hidup itu adalah cobaan dari Allah swt. “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
Hadits di atas mengabarkan bahwa begitulah cara Allah mencintai kita. Ia akan menguji kita. Ketika kita ridha dengan semua kehendak Allah yang menimpa diri kita, Allah pun ridha kepada kita. Bukankah itu obsesi tertinggi seorang muslim? Mardhotillah. Keridhaan Allah swt. sebagaimana yang telah didapat oleh para sahabat Rasulullah saw. Mereka ridho kepada Allah dan Allah pun ridho kepada mereka.
Yang Manis Terasa Lebih Manis
Kepahitan hidup yang dicobakan kepada kita sebenarnya hanya tiga bentuk, yaitu ketakutan, kelaparan, dan kekurangan harta. Orang yang memandang kepahitan hidup dengan kacamata positif, tentu akan mengambil banyak pelajaran. Cobaan yang dialaminya akan membuat otaknya berkerja lebih keras lagi dan usahanya menjadi makin gigih. Orang bilang, jika kepepet, kita biasanya lebih kreatif, lebih cerdas, lebih gigih, dan mampu melakukan sesuatu lebih dari biasanya.
Kehilangan, kegagalan, ketidakberdayaan memang pahit. Menyakitkan. Tidak menyenangkan. Tapi, justru saat tahu bahwa kehilangan itu tidak enak, kegagalan itu pahit, dan ketidakberdayaan itu tidak menyenangkan, kita akan merasakan bahwa kesuksesan yang bisa diraih begitu manis. Cita-cita yang tercapai manisnya begitu manis. Yang manis terasa lebih manis. Saat itulah kita akan menjadi orang yang pandai bersyukur. Sebab, sekecil apa pun nikmat yang ada terkecap begitu manis.
Itulah salah satu rahasia dipergilirkannya roda kehidupan bagi diri kita. Sudah menjadi ketentuan Allah ada warna-warni kehidupan. Adakalanya seorang menatap hidup dengan senyum tapi di saat yang lain ia harus menangis.
“Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (Ali ‘Imran: 140)
Begitulah kita diajarkan oleh Allah swt. untuk memahami semua rasa. Kita tidak akan mengenal arti bahagia kalau tidak pernah menderita. Kita tidak akan pernah tahu sesuatu itu manis karena tidak pernah merasakan pahit.
Ketika punya pengalaman merasakan manis-getirnya kehidupan, perasaan kita akan halus. Sensitif. Kita akan punya empati yang tinggi terhadap orang-orang yang tengah dipergilirkan dalam situasi yang tidak enak. Ada keinginan untuk menolong. Itulah rasa cinta kepada sesama. Selain itu, kita juga akan bisa berpartisipasi secara wajar saat bertemu dengan orang yang tengah bergembira menikmati manisnya madu kehidupan.
Bersama Kesukaran Selalu Ada Kemudahan
Hadits di atas juga berbicara tentang orang-orang yang salah dalam menyikapi Kesulitan hidup yang membelenggunya. Tidak dikit orang yang menutup nalar sehatnya. Setiap kegetiran yang mendera seolah irisan pisau yang memotong syaraf berpikirnya. Kenestapaan hidup dianggap sebagai stempel hidupnya yang tidak mungkin terhapuskan lagi. Anggapan inilah yang membuat siapa pun dia, tidak ingin berubah buat selama-lamanya.
Parahnya, perasaan tidak berdaya sangat menganggu stabilitas hati. Hati yang dalam kondisi jatuh di titik nadir, akan berdampat pada voltase getaran iman. Biasanya perasaan tidak berdaya membutuhkan pelampiasan. Bentuk bisa kemarahan dan berburuk sangka. Di hadits yang diriwayatkan Imam Tirmidzi di atas, bukan hal yang mustahil seseorang akan berburuk sangka terhadap cobaan yang diberikan Allah swt. dan marah kepada Allah swt. “Allah tidak adil!” begitu gugatnya. Na’udzubillah! Orang yang seperti ini, ia bukan hanya tidak akan pernah beranjak dari kesulitan hidup, ia justru tengah membuka pintu kekafiran bagi dirinya dan kemurkaan Allah swt.
Karena itu, kita harus sensitif dengan orang-orang yang tengah mendapat cobaan. Harus ada jaring pengaman yang kita tebar agar keterpurukan mereka tidak sampai membuat mereka kafir. Mungkin seperti itu kita bisa memaknai hadits singkat Rasulullah saw. ini, “Hampir saja kemiskinan berubah menjadi kekufuran.” (HR. Athabrani)
Tentu seorang mukmin sejati tidak akan tergoyahkan imannya meski cobaan datang bagai hujan badai yang menerpa batu karang. Sebab, seorang mukmin sejati berkeyakinan bahwa sesudah kesulitan ada kemudahan. Setelah hujan akan muncul pelangi. Itu janji Allah swt. yang diulang-ulang di dalam surat Alam Nasyrah ayat 5 dan 6, “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Jadi, jangan lari dari ujian hidup!
Kamis, 28 Januari 2010
Menanti Mentari
Tenggelam jiwa dalam samudera doa tak berbatas..
Lunglai tubuh ini mencari arah, bukan karena energinya yang musnah, namun pijaran cahayanya redup tertutup kabut..
Ditemani sang hujan dan gemuruh nan menderu-deru.., menanti kabut itu tersingkap dan tampaklah segala yg tersembunyi.., jelaslah arah yang dituju..,
menanti cahaya itu kembali menyinari langkah menggapai asa..
Menanti saat sang surya memeluk jiwa yg beku hingga leleh melebur bersama mimpi mimpi..
Menanti saat badai berlalu dan sang pelangi melukis langit nan biru yang luas tak bertepi, warnai kembali sang jiwa yg sepi dengan asa yang menggebu..
-flo-
29 jan'10
Sabtu, 14 November 2009
ALLAH MENGETAHUI
Saat kau lelah dan tak berdaya karena usaha yang gagal
Allah tahu betapa gigih engkau telah berusaha
Ketika sekian lama kau menangis dan batinmu menderita
Allah telah menghitung tangismu
Saat kau rasa waktu terus meninggalkanmu
Allah menunggu bersamamu
Ketika kau kesepian
Dan kawanmu terlalu sibuk meski hanya untuk menelpon
Allah berada disisimu
Saat kau telah mencoba semua dan tak tahu harus berbuat apa lagi
Allah memiliki jalan keluarnya
Ketika semuanya tak masuk akal dan engkau bingung atau frustasi
Allah memiliki jawabannya
Saat tiba-tiba hidupmu cerah dan kau temukan secercah harapan
Allah telah berbisik kepadamu
Ketika semuanya berjalan lancar dan banyak yang harus kau syukuri
Allah telah memberkahimu
Saat kegembiraan datang dan engkau merasa terpesona
Allah tersenyum kepadamu
Ketika kau punya cita-cita dan mimpi untuk diwujudkan
Allah telah membuka matamu dan memanggil namamu
Ingatlah, dimanapun engkau dan apapun yang kau hadapi
ALLAH MENGETAHUI !
***
Allah tidak hanya mendengar perkataan dan bersit hati manusia , tetapi juga mengetahui sekecil apapun yang terjadi pada diri manusia.
“DAN SESUNGGUHNYA KAMI TELAH MENCIPTAKAN MANUSIA DAN MENGETAHUI APA YANG DIBISIKKAN OLEH HATINYA. DAN KAMI LEBIH DEKAT KEPADANYA DARIPADA URAT LEHERNYA.”(Qs Qof :16,17)
Sayyid Quthb menjelaskan tentang makna”urat leher” yang terkandung dalam ayat ini. Menurutnya ,urat leher merupakan tempat dimana darah mengalir. Hal ini mengungkapkan, mengilustrasikan dan menggambarkan bahwa ada genggaman dan pengawasan Allah secara lansung kepada manusia. Tatkala menusia merenungkan hakekatnya, niscaya dirinya akan gemetar dan penuh perhitungan. Satu ungkapan ini saja seharusnya sudah cukup bagi manusia untuk menjadikan seluruh hidupnya berada dalam kewaspadaan yang berkesinambungan, kecemasan yang abadi ,dan senantiasa bermuhasabah.
Jadi setiap kesedihan dan kecemasan yang terjadi di dalam diri manusia Allah mengetahui. Tinggal bagaimana cara kita menyikapinya. Ingat kita ini “telanjang” dihadapan Allah, tak ada satupun yang menutupi.
“DAN APABILA HAMBA-HAMBAKU BERTANYA KEPADAMU TENTANG AKU, MAKA BAHWASANYA AKU ADALAH DEKAT. AKU MENGABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG BERDOA APABILA IA MEMOHON KEPADAKU, MAKA HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI DAN HENDAKLAH MEREKA BERIMAN KEPADAKU , AGAR MEREKA SELALU BERADA DALAM KEBENARAN.”(Qs AL Baqarah:186)
Oleh Elvi Zuhailina @ Discussion Board
Rabu, 16 September 2009
Kanvas kehidupan
Lalu ku mulai memainkan pensil membentuk sebuah pola, melukiskan sebuah jalan kehidupan.., masih samar memang namun ku tahu pasti ujungnya ku tahu pasti tujuan akhirnya.., garis-garis pembatasnya cukup jelas kugambar hanya saja bagian tengahnya masih tak jelas masih mencari-cari pola yg sesuai,...
Sudahlah, tak mau terlalu lama menggambar, ku sudah bingung, biarkan saja...
Kuasku mulai menari-nari di atas kanvas, memberi warna warni memperindah gambarku...Lama kelamaan bentuknya semakin tampak, semakin indah, warna warni nya begitu selaras, begitu tepat...
Namun, tiba-tiba sebuah warna baru hadir, warna yang unik dan berbeda... Awalnya, warna itu terlihat memukau, membuat lukisanku menjadi unik... Ups, ternyata semakin warna itu mengisi lukisanku semakin berantakan gambarku, warnanya sungguh tidak selaras, tak indah, semakin lama baru kusadari ia layaknya noda. Memperkaya namun tidak memperindah..., terlambat ku sadari ternyata ia warna yg tidak tepat untuk lukisanku...
Kini apalah dayaku, kanvasku sudah ternoda, tak bisa ku menghapusnya, ia terlalu dominan terlalu kuat terlalu berbeda...
Ku kembali mengamati kanvasku...
Hey, ini tdk sekacau yg kubayangkan... Warna itu hanya mengisi sebagian kecil bagian pinggir gambarku walau nyaris melewati garis pembatas, tak seburuk yg kupikirkan...
Sisi sisi lain lukisanku masih terlihat indah, kombinasi warnanya amat manis, sedangkan sebagian yang lain msh polos tanpa warna... Lukisanku memang blm jadi,...
Hmm,
kelalaianku membiarkan sebuah warna yg tak tepat masuk dalam gambarku memang ku sesali, tapi aku jg mensyukurinya.. Karena kecerobohanku, aku jadi belajar aku jadi tahu aku jadi lebih hati2 mewarnai kanvasku...
Kupelajari warna aneh itu, akhirnya ku kombinasikan ia dgn warna lain, kusisakan sedikit tetap dg warna aslinya, sebagai bukti ketidaksempurnaan lukisanku.. Biarlah setitik noda menghiasi lukisanku biarlah ia menjadi sejarah.. Cukup utk pelajaran tak perlu mengulang sejarah... Kini tugasku adalah mewarnai sebagian lain dr kanvasku yg masih putih bersih, mewarnai dgn warna warni yg selaras... Menyempurnakan lukisanku agar sesuai dgn harapan... Semangat!
Terima kasih utk sbuah warna aneh yg sempat masuk, yg sempat membuatku senang sesaat, lalu menyesal.. Namun tak ada yg sia-sia, warna itu telah membuatku banyak belajar dan semakin dewasa menghadapi warna warni kehidupan... Kesyukuran tiada ternilai tuk kesempatan yg Allah berikan bagiku tuk merasakan warna lain tanpa membuatku terlena... Tuk petunjuk yg senantiasa mewarnai hari-hariku, tuk cahaya yg tak pernah lelah menyinari stiap langkahku... Tuk warna warni yg slalu menyelaraskan lukisan hidupku... , tuk warna warni yg slalu ada memperindah kanvasku, tuk warna warni yg slalu menjadi pengingat di saat lalaiku...
Selasa, 01 September 2009
Kapalmu memang indah tp menenggelamkan...
Kapalmu memang indah,kapal pesiar yg lengkap dgn smua fasilitas yg melenakan.Kamu tak perlu berjuang,hanya menikmati segala layanan yg tsedia.Segala kesenangan tersaji,ya begitulah.Tapi tahukan kamu kemana pesiarmu kan membawamu??Bahkan sang nahkodapun tak peduli,dy jg sibuk bersenang2 d kasur empuknya dtemani makanan lezat,lupa pd tgsnya.Pesiarmu berlayar tanpa tujuan tanpa arah tanpa navigator tanpa kompas tanpa peta...Hey,pesiarmu bs menabrak koral,batu karang yg besar.Kisah titanic cukup menggambarkan,bukan??
Kapalmu mulai tenggelam perlahan,sekoci2 diturunkan,selamatkan dirimu!!
Kamipun datang ingin membantu,mengajakmu melanjutkan perjalanan dgn kapal kami yg sederhana.Sekoci telah kuturunkan,pelampung telah kusiapkan,tak ingin kubiarkan engkau tenggelam lbh dalam...
Tapi ternyata kamu sangat menikmati pemandangan dasar laut nan indah,hingga kamu tak sadar tengah tenggelam,kamu tak sadar dirimu terancam bahaya.Pelampung yg kusodorkanpun kau tolak...,sekoci yg kusiapkanpun tak kau hiraukan...Baiklah,itulah pilihanmu...Kelak,jgn bilang aku tak pernah mencoba menyelamatkanmu...,aku sudah berusaha...Kamu yg slalu menolak dan sibuk dgn pikiranmu sendiri...Pdhl dulu kita berada d kapal yg sama bukan?Kamu blg mau menolong orang2 d kapal pesiar itu agar tdk tenggelam,tp knp kini justru kamu yg jd korban??Begitu melenakankah pesiarmu?!
Sudahlah,puluhan orang lain berteriak meminta tolong,lbh baik sekociku tuk menyelamatkan mreka yg ingin diselamatkan,pelampungku tuk mreka yg merasa butuh...Buat apa menghiraukan yg tak ingin dihiraukan...
Kapalku terus berlayar meninggalkan pesiarmu yg karam dan tenggelam,bersama mereka yg msh ingin menggapai tujuannya...Semakin jauh meninggalkanmu,air mataku pun tak tertahankan lg,menyakitkan hrs membiarkanmu..,kuharap kelak kamu bs berenang menggapai kapal kita lg..,pasti berat..,tp harapan kan slalu ada.Maaf ku harus melepasmu,ku tak rela ikut tenggelam,ku memilih melanjutkan perjalananku,kapal itu akan tetap berlayar tanpa kamu,ataupun tanpa aku.Tp kuingin selamat...Pintaku kelak kita bs berlayar bersama lagi...Kapal yg kuawaki memang sederhana,tapi menyelamatkan...
Rabu, 03 September 2008
List DOA yuks....
DOA
à Merupakan bentuk ibadah qt kpd ALLAH SWT
à Qt berdoa karena qt punya banyak kebutuhan kepada ALLAH SWT
à Doa adalah kekuatan
à Doa adalah harapan
à Doa adalah mempertemukan 2 kehendak ( kehendak ALLAH dan manusia)
à Doa untuk kesehatan mental
DOA adalah sujud sang jiwa yang disertai pengamalan oleh raga dan santun dalam berharap.
Raga yang menyertai adalah: Bersuci (berwudhu); Menghadap kiblat; Mengangkat kedua tangan.
Santun dalam berharap:
- Memuji ALLAH SWT
- Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah saw
- Bertaubat
- Memanggil ALLAH dengan nama yang maknanya sesuai dengan makna permohonan
- Berharap, berdoa, menyebutkan apa yang kita butuhkan dan inginkan
- Doa ditutup dengan puji-pujian
WAKTUè 1/3 malam terakhir; saat Adzan; antara Adzan dan Iqamat; setelah salat fardhu; saat imam naik mimbar di waktu salat Jumat; saat terakhir setelah Ashar di hari Jumat
TEMPATè ka’bah; masjid Rasulullah saw; thawaf di Baitullah; multazam; di belakang maqam Ibrahim; sisi sumur zamzam; di atas bukit Shafa dan Marwah; Arafah, Muzdalifah, Mina; sisi Jamarat; masjid
MOMENTUMè ketika hujan; ketika menghadapi barisan musuh dalam perang; ketika sujud dalam salat; ketika terzhalimi; ketika dalam perjalanan; ketika hendak berbuka puasa
Penghambat tidak sampainya doa kita kpd ALLAH SWT:
à dosa
à memutuskan tali silaturahmi
à tergesa-gesa mengharap jawaban
à berdoa untuk dosa
-----------------SELAMAT BERDOA--------------
Jumat, 01 Agustus 2008
mau ngelamar ato dilamar???
Kemaren malem, sku sibuk ngutak ngatik CV sambil bikin surat lamaran, trus ayah nyeletuk, "kak, ngapain?", kujawab, "bikin surat lamaran buat besok, amu langsung di apply."
"loh, ko ngelamar, ga tunggu dilamar ajah kak??", tanpa pikir panjang, aku nyeletuk ajah, "nunggu dilamar mah kelamaan ya.." hehehe, aneh ya?!
Lucunya, besok paginya ada yg ngelamar (eiitttttttts, jangan salah sangka dulu), maksudnya, ada seseorang dari sebuah perusahaan (yg saya ndiri ga tau bergerak di bidang apa) nelpon dan bilang lagi butuh tenaga SHE segera, apply hari ini dan senin langsung interview (wow!!!). Ditelpon pas lagi di dalem kereta, rada2 ga jelas, bingung jg kudu jawab apa. Yg pasti dia nyari anak2 lulusan K3, sedangkan saya nak Kesling. So, nyampe kampus, ngambil SKL dan transkrip nilai, trus nyari2 nak2 K3 yg minat kerja di tempat yg td nelpon saya. Sambil nanya2 jg sih, itu teh perusahaan apa. Ternyata anak2 K3 pada tau euy, itu perusahaan oil and gas, hehehe (masalah nama2 perusahaan tambang dan sejenisnya mang awam banget buat saya). Ya sudahlah, langsung ajah saya minta nak2 K3 yang berminat buat nge-fax CV nya. Iseng, saya nyobain juga, kebetulan dah nyiapin CV yg buat di apply ke perusahaan laen hari ini, hehehe. Jadi, hari ini aku sudah melamar ke dua perusahaan, ini hari pertama saya ngelamar dan dilamar loh.... Sorenya, langsung ditelpon dan diminta interview hari senin (ini dari perusahaan yg telpon tadi pagi).... So, apa yg akan terjadi hari senin??? wish me luck :D
Udahan dulu ah, nanti disambung lagi de, kapan2 kalo lagi rajin
So, mau ngelamar ato dilamar????
Minggu, 13 April 2008
siCk oR iLL???
Dengan kata lain, sehat secara FISIK; MENTAL; SOSIAL; DAN EKONOMI.....
SO, SUDAH SEHATKAH KITA????
Waduh, repot juga yaa, .....
coba kita kupas atu-atu dimensi sehat:
- fisik : semua fungsi tubuh berfungsi normal atau tidak adanya gangguan fuingsi tubuh
- mental : pikiran------berpikit logis/ rasional; emosi------mampu mengekspresikan emosinya; spiritual-------menjalankan syariat agamanya.
- sosial : mampu berinteraksi dengan lingkungan sosialnya
- ekonomi : produktif secara ekonomi atau melakukan kegiatan sosial (khusus pelajar dan mahasiswa)
PERTAMA, secara fisik, tubuh ku sedang berjuang melawan berbagai virus, bakteri, jamur, parasit, ect....i can feel it, tubuhku letih, ia demam, tenggorokan sakit, sariwan dimana-mana (pasti karena faktor stress deh). Dampaknya, produktifitas rendah, bawaannya males mulu,,,,menyebalkan.... Tapi jangan berpikir aku akan menyerah pada makhluk bernama obat yang notabene adalah kumpulan zat kimia sintetis dan punya sifat racun yang hanya mengobati penyakitmu seketika dan dalam hitungan tahun berubah menjadi pemangsa ginjal (ga heran banyak orang yg berakhir dengan cuci darah dan cangkok ginjal)..... Lalu, apa yang kulakukan....? TIDUR, minum madu, jeruk nipis, jahe, susu, makan yang bener,apapun yang bisa bikin imunitas tubuh ku bangkit dari tidurnya, aktifin antibody yg secara alamiah emang ada. Tubuh kita cukup cerdas ko, tapi bisa manja dan males kalo kebiasaan dikasih obat....
kedua, secara MENTAL, apa iya aku masih bisa berpikir secara logis dan rasional? dalam kondisi underpressure, logika entah pergi kemana....mungkin ia sedang tamasya dan meninggalkan pemiliknya dalam kebingungan amat sangat...
STRESS!!!! sebenernya inilah sumber utama sakit mental yang berimbas pada fisik, sosial, dan ekonomi..... Parahnya lagi, rasa ini tak dapat diekspresikan, tertahan (mudah2an tulisan ini bisa jadi media untuk menyalurkan dan mengekspresikan rasa ini).... Untuk yg satu ini emang sulit, tapi sebenernya akar dari segala masalah. Kondisi mentalku sedang tidak sehat, pemicunya adalah stress dikejar deadline, ketidakpastian, perubahan2 mendadak, dan aku ga bisa berbuat apa-apa, pasrah??? NOPE, ga akan, aku bakal tetap berjuang, of course, aku ga selemah itu, iya kan? Biarkan untuk sesaat, JIWA KU BERISTIRAHAT, tapi ia akan kembali.....dengan jiwa baru yang lebih fresh yang lebih siap hadapi segala tantangan. Anggap ajah saat ini dia lagi membentuk antibody baru untuk melawan penyakit2 baru.... Gimana dengan hati? yah, emang ga cuamn mental, tapi ada benda asing yang juga berusaha menembus hatiku, tapi itu ga akan ku biarkan, ga akan kubiarkan benda asing itu mengotori hatiku, merusaknya, apalagi menyakitinya sampai dalam. ga akan., walaupun saat ini ia telah berhasil masuk ke selaput bagian luar, aku akan berusah mengeluarkannya, meski akan sakit, tapi takkan sesakit jika ia telah masuk ke dalamnya.... in process....to out it....sedikit menyakitkan, tapi tak apalah....
ketiga, secara SOSIAL, aku tak punya masalah dengan yg satu ini, tapi entah mengapa, belakangannya aku lebih menikmati kesendirian, sedang menikmati hubungan vertikal, dan sedikit menjauh dari hubungan sosial (horizontal)....Why? i dunno.... Mungkin secara sosial pun aku mulai sakit....simptom nya sudah muncul...huaahhhhh....i'm sick!!!!
keempat, secara ekonomi, jelas ini masalah, aku belum berpenghasilan,,,,,,walaupun secara status memang masih mahasiswa, tapi sampai kapan hidup bergantung terus dengan orang tua? mau jadi parasit selamanya? ya enggak lah.... Emang sih, udah mulai kerja kecil2an, udah punya penghasilan tidak tetap, tapi belum dapat dikatakan mapan secara ekonomi, dan belum bisa dikatakan sehat....
MENYEDIHKAN......TAPI AKU GA AKAN KALAH....SEMUA PASTI BISA DILALUI.....EVERYTHING IS OKEY.....DON'T WORRY BE HAPPY.....HADAPI DENGAN SENYUM......
Sabtu, 23 Februari 2008
6 pertanyaan
suatu hari, Imam Ghozali berkumpul
dengan murid-muridnya.
Lalu Imam Ghozali
mengajukan enam pertanyaan pada murid-
muridnya.
Pertanyaan Pertama,
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"!
Murid-muridnya ada yang menjawab : orang
tua, guru teman dan kerabatnya.
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar.
Tetapi
yang paling dekat dengan kita adalah 'mati'.
Sebab itu sudah janji Allah bahwa setiap yang
bernyawa pasti akan mati. Oleh karena itu
sudah siapkah kita mati? Bekal apakah yang
akan kita bawa mati?!
Pertanyaan Kedua,
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab : Negeri
China , bulan, matahari dan bintang-bintang.
Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua
jawaban yang mereka berikan adalah benar.
Tapi yang paling jauh dengan kita adalah 'masa lalu'.
Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita,
tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh
karena itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang
sesuai dengan ajaran Allah.
Pertanyaan Ketiga,
"Apa yang paling besar di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab : Gunung,
bumi dan matahari.. Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua
jawaban yang mereka berikan adalah benar.
Tapi
yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah
"nafsu" . Justru nafsu yang menguasai diri kita,
menyebabkan manusia gagal menggunakan akal, mata, telinga dan hati yang dikaruniakan
Allah untuk hidup dengan benar.
Pertanyaan Keempat,
"Apa yang paling berat di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab : baja,
besi dan gajah.
Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua
jawaban yang mereka berikan adalah benar.Tapi
yang paling berat adalah
"memegang amanah".
Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung dan
malaikat, semua itu tidak mampu ketika Allah
meminta mereka untuk menjadi! kholifah
(pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah,
namun kemudian manusia lupa akan janjinya
pada Allah.
Pertanyaan Kelima,
"Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Murid-muridnya ada yang menjawab : kapas,
angin, debu dan daun-daunan.Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua
jawaban yang mereka berikan adalah benar.Tapi yang paling ringan didunia ini adalah
"meninggalkan sholat" .Gara-gara pekerjaan dan urusan dunia kita dengan mudah
meninggalkan sholat.
Pertanyaan Keenam,
"Apa yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya dengan serentak menjawab Pedang.!!.Imam Ghozali menjawab benar, tapi
yang paling tajam adalah "lidah manusia".
Karena manusia dengan begitu mudah
menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri.Tak ada manusia yang suci
Mari saling mengingatkan & memperbaiki
Moga hidup jadi lebih berarti
Tuk raih ridlo Illahi Robbi
Amiin
Wassalaamu'alaykum Warrahmatullahi
hidup itu......................
hidup itu, ketika jantung kita masih berdetak
hidup itu, ketika darah kita masih mengalir ke seluruh tubuh
hidup itu, ketika otak kita masih berpikir
hidup itu, ketika suara hati kita masih dapat didengar
hidup itu, ketika nurani masih ada dan masih memimpin stiap langkah
hidup itu, ketika .........(tambahin ya....
Selasa, 08 Januari 2008
Resolusi Awal Detik
Jika saya coba berhitung, saya jadi sadar, ternyata.....setahun kemarin begitu banyak waktu yang tersia-siakan, banyak banget kesempatan2 beramal ma'ruf nahi yang saya lewatkan, sayang banget ya....satahun berlalu tanpa memperoleh makna yang berarti, menyedihkan....semakin direnungkan semakin malu dan menyesal....
Alhamdulillah, ternyata Allah baiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiik banget, saya masih diberi kesempatan hidup di dunia yang fana ini sampai berakhirnya 1428 H dan bertemu dengan 1429 H, semoga bisa berbuat lebih banyak dan lebih baik dan lebih bermanfaat.
Biasanya, tiap tahun sebagian orang membuat resolusi di awal tahun untuk menetapkan tujuan dan target2 yang akan dicapainya di tahun tersebut, tapi saya pribadi lebih suka menetapkan resolusi di awal detik. Mungkin jadi terkesan seperti orang yang tak punya target dan tidak terencana. Namun, sebenarnya ada begitu banyak rencana di benak saya berikut alternatif-alternatifnya, tidak hanya terfokus pada satu tujuan pasti. Tapi saya selalu siap dengan berbagai kemungkinan. Terkesan cari aman dan takut menghadapi tantangan ya....Ah, ga juga ko, saya merasa lebih tenang dan hidup mengalir tanpa dikejar-kejar oleh target2. Tetap berkarya dan memberikan yang terbaik. Positifnya, kita siap dengan segala kemungkinan, terburuk sekalipun. Siap menghadapi apapun yang ada di depan mata. Rencana jangka pendek hasil dari pemikiran panjang yang tak pernah diketahui orang lain bahkan mungkin ta pernah kita sadari.
Hidup ini penuh ketidakpastian yang pasti.....Kita tak pernah tau apa yang akan terjadi pada hidup kita pada detik berikutnya namun sebenarnya sesuatu yang akan terjadi itu pasti akan terjadi....Makin membingungkan ya....