Translate

Senin, 16 Juli 2012

Mengeja Takdir Ilahi

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui” (QS. Al-Ankabut : 64)

Berapa lama waktu yang telah dan akan kita lewati di dunia ini? 1 tahun? 10 tahun? 20 tahun? 40 tahun? 60 tahun? 100 tahun?

Berapa lama jatah hidup kita di dunia yang fana ini? Berapa lama kita kelak akan hidup di alam akhirat? SELAMANYA... SELAMANYA.... Sebandingkah jika kita membuang - buang waktu untuk mengejar kehidupan dunia saja yang mungkin tak sampai 100 tahun dengan kehidupan akhirat kita yang selamanya? Relakah kita kehilangan kenikmatan yang abadi demi sebuah kenikmatan dunia yang sekejap mata?

Dalam kehidupan dunia kita yang singkat, Allah telah memberikan banyak pilihan, seorang bijak tentu akan memilih yang terbaik untuk kehidupan dunia dan akhiratnya.

Seindah - indah pilihan adalah pilihan yang Allah ridhoi, pilihan yang mengikuti skenario-NYA menuju kebahagiaan yang abadi.

Kadangkala, Allah sengaja menghadapkan kita dengan pilihan sulit, pilihan yang rasanya berat untuk kita pilih, pilihan yang rasanya akan menambah beban dalam hidup kita, pilihan yang mungkin merugikan kehidupan dunia kita, namun jika pilihan itu adalah pilihan yang Allah ridhoi, apakah rela kita melewatkannya? Karena hidup tak selalu tentang untung dan rugi, tapi tentang beramal sebanyak - banyaknya, menabung pahala sebanyak - banyaknya...

Tak mudah menjalani skenario yang Allah pilihkan untuk kita, karena skenario-NYA tak selalu berisi tentang romansa cerita bahagia, di dalamnya pasti ada kesedihan , kesusahan, ujian, cobaan, senyum, tawa, namun dengan keikhlasan melakoni peran tersebut, skenario-NYA akan berakhir dengan happy ending ever after... yakni SURGA ALLAH yang kekal abadi.

Peran? apa gerangan peran kita? peran apa yang harus kita lakoni agar berakhir happy ending?
1. Beribadah kepada Allah 

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku".

(Q.S. Adz-Dzaariyaat 51:56)


2. Sebagai khilafah
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". 
Q.S. Al-Baqarah: 30

3. Memakmurkan bumi
Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabbku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya). (QS. 11:61)

Ketiga peran itu yang harusnya kita lakoni dengan segala warna - warninya, dengan segala kemudahan dan kesulitannya, dengan segala jatuh dan bangunnya. Karena untuk ketiga peran itulah kita dicintakan di muka bumi, dan dengan menjalani peran tersebutlah kita dapat meninggalkan bumi menuju langit dengan hati yang lega dan tempat kembali yang terbaik.

Terlahir sebagai apapun kita, tertakdir seperti apapun kita, kita sama - sama memiliki misi di dunia yang sama... Mungkin saat ini saya, kamu, dia, mereka, tengah mengeja takdir-NYA masing - masing, takdir Ilahi yang penuh misteri, tapi percayalah takdir terbaik dari setiap kita adalah saat kita menjalani dengan keikhlasan peran - peran yang Allah berikan pada kita, dengan segala warna warninya. Istiqomah, memilih pilihan yang Allah ridhoi, memilih pilihan yang akan menuntun kita menuju kebahagiaan yang abadi.

Mengeja takdir Ilahi, menapaki langkah menuju langit, menjalani skenario yang Allah kehendaki agar tercapai bahagia yang hakiki...

Mari mengeja takdir Ilahi dalam keikhlasan menjalani lakon yang Allah kehendaki :)

Semoga istiqomah selalu memilih pilihan yang Allah ridhoi dan ikhlas menjalaninya...Karena di balik pilihan yang baik meski tak selalu menyenangkan pasti ada hikmah yang besar....

Si pembelajar yang tak masih terus belajar memaknai hidup.


3 komentar: