Translate

Rabu, 30 September 2009

Ruangan Dzikrul Maut

Di dalam ruang streril, berseliweran orang2 bermasker berpakaian biru muda memegang cairan bening. Di luar orang-orang menanti kabar dengan ekspresi sedih, panik, khawatir, berbaur jadi satu. Mereka semua hanyut dalam doa penuh harap...
Akupun termangu di sini, tak kuasa berbuat hanya bisa patuh pada perintah pria berjas putih. Doa yg tak pernah putus terus kupanjatkan pada Sang Pemilik Jiwa, Sang Pemilik Hidup.
2 Jam ku terdiam di sini, kusaksikan 2 jiwa meregang nyawa.., pecah tangisan para sanak keluarga yg menungguinya.. Sementara yang lain masih terus berharap. Kepanikan semakin menjadi stiap kali kabar kematian datang dari ruangan itu.
ICU... Dlm ruang itu ku banyak merenung ttg arti hidup. Betapa dekatnya kematian, betapa tak berdayanya manusia.. Di sini nilai kepasrahan kpd Sang Khaliq benar2 dituntut. Sungguh jiwa-jiwa ini ada dalam genggamanNYA, tubuh ini adalah milikNYA, sehat adalah anugerah yg wajib disyukuri.. Namun sakit pun patut disyukuri karena kita masih diberi hidup, masih diberi kesempatan untuk bertaubat padaNYA. Tiada alasan utk tdk bersyukur selama jantung msh berdenyut. Tiada alasan untuk menunda setiap pelaksanaan rencana baik. Berkata "nanti" utk sbuah amal baik adalah kerugian terbesar, karena bisa jadi beberapa saat kemudian nikmat sehat kita telah dicabut, bisa jadi besok nafas kita telah terhenti dan hilanglah semua kesempatanmu... Just do what u can do it now or u'll regret.... Let's thanks to Allah for everything...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar