Translate

Senin, 24 Januari 2011

Manajemen Afwan dengan Alasan "Ter-oke"


BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM

Percaya atau tidak, hambatan terbesar untuk mencapai puncak kesuksesan adalah diri sendiri.

Senjata paling ampuh yang paling banyak kita gunakan untuk melegalisasi berbagai jenis kegagalan adalah “EXCUSE” atau “ALASAN” atau “DALIH PEMBENARAN”

“EXCUSE” membuat kita kalah dengan mudah, membuat kita merasa sah untuk menyerah, membuat kita merasa terhormat ketika terhina, membuat kita merasa wajar untuk gagal.

(Isa Alamsyah, 2010)


Dalam kehidupan, kita seringkali menghabiskan sebagian energi berpikir kita untuk mencari-cari alasan agar mendapat pemakluman atas kelalaian-kelalaian yang kita lakukan. Mulai dari hal-hal yang hanya berdampak pada diri sendiri, seperti nilai ujian yang rendah dengan dalih soal yang terlalu sulit, dosen yang ga bisa ngajar, diri kita yang diberi beban amanah yang terlalu berat sehingga akademik terbengkalai, dan sebagainya dan sebagainya... Tak sulit kan mencari alasan dan pembenaran? Tapi mengapa begitu sulit untuk mengakui saja, nilai saya rendah karena saya yang lalai dalam belajar, saya  yang lalai me-manage waktu. Terlambat datang ke kantor dengan dalih jalanan macet, semalam begadang karena lembur, sedang gak fit, dsb.... Kenyataannya, ketidakdisiplinan kita lah yang membuat kita terlambat. Jalanan memang selalu macet, harusnya kita berangkat lebih pagi, bukan? Kenapa sampai lembur? apakah karena kelalaian kita di waktu-waktu terdahulu yang tidak disiplin menyelesaikan tugas segera sehingga menumpuk di akhir? badan gak fit karena kita yang tidak pandai merawat diri, makan dan tidur tidak teratur, malas berolahraga, makan sembarangan. Sampai kapan mau terus mencari PEMBENARAN atas setiap kelalaian kita? Bukankah hal itu hanya akan membuat kita layak disebut pengecut yang tak mampu mengakui kesalahan?

Dalam lingkup dakwah dan tarbiyah, seni mencari alasan sering kita sebut dengan "manajemen afwan", dan ijin-pun akan mudah diberikan atas nama ukhuwah dan sikap husnudzon. Tentu banyak agenda-agenda dakwah yang sering kita lewatkan dengan berbagai alasan

"Afwan, ana tidak bisa hadir dalam syuro, ada acara keluarga."
"Afwan, ana tidak bisa ikut halaqoh hari ini, besok ana uas."
"Afwan, ana tidak bisa mengisi mentoring, ana lagi ga mood."
"Afwan, ana terlambat hadir, tadi ana nganter istri dulu."
"Afwan, ana ga bisa menyelesaikan amanah-amanah ana, ana lagi banyak tugas kuliah."
dan segudang alasan lainnya... apakah sering mendengar yang seperti ini?

Tapi kan kita selalu diminta untuk selalu berhusnudzon pada saudara seiman, bukan? Tentu mendapati berbagai permintaan ijin seperti itu kita hanya bisa tersenyum dan menerima alasan-alasan tersebut.

Qiyadah, murobbi, mas'ul, dan saudara-saudara seperjuangan kita tentu akan memaklumkan dan memberikan ijin atas berbagai alasan "terbaik" yang kita sampaikan agar bisa "kabur" dari pertemuan pengikat hati & penguat ruhiyah dan amanah-amanah dakwah kita.

Kita memang menikmati ‘izin’ yg diberikan. Tetapi, apakah dihadapan Allah masalahnya juga ‘selesai’? dalam masalah2 dakwah, tarbiyah, dan akhirat orang-orang beriman tidak semestinya banyak meminta izin.


"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan
meminta izin kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri
mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang bertakwa."
(QS.9:4)   

Sedikit mengingat siroh, sekelumit kisah tentang perang tabuk:

Satu kali, datanglah sekumpulan orang Islam minta izin kepada Rasulullah untuk tidak ikut dalam perang tabuk, dan Rasulullah mengizinkannya maka turunlah firman Allah:

"Semoga Allah mema’afkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?" (QS 9:43)

Itulah maksudnya, andaikan pun kita diizinkan dengan alasan kita, belum tentu selesai urusan dengan Allah karena IA Maha Tahu apa yg dalam hati kita.

Sepertinya kita harus mulai berhati-hati dengan sikap mencari-cari alasan dan "manajemen afwan". Ada kalanya karena dari awal azzam kita kurang kuat dan niat kita kurang bulat maka Allah tidak ridho dengan itu dan dijadikanlah kita golongan yg tertinggal.


"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan
untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan
mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada
mereka: “Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu.”"
(QS. 9:46)

Maka jika dari awal kita berniat untuk tidak hadir, biasanya, akan selalu muncul alasan untuk itu. Sebabnya bisa jadi, karena Allah tidak menghendaki mereka yg niatnya tidak bulat, azzamnya kurang kuat untuk ikut, bisa-bisa malah menambah masalah.

"Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu, untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui orang-orang yang zalim." (QS. 9:47)

Yaa, perjalanan dakwah ini memang tak selalu mulus. Pasti kita akan dihadapkan dengan berbagai kondisi yang menguji keistiqomahan kita dalam menapaki jalan para anbiya ini. Mulai dari kelemahan azzam, rasa malas, rasa jenuh, ketidaknyamanan, banyaknya pilihan aktivitas lain yang lebih menggiurkan, masalah keuangan, keterbatasan dana, kondisi lingkungan yang kurang kondusif, obsesi terhadap dunia yang lebih besar, intimidasi dari pihak-pihak yang tidak suka dengan kebangkitan Islam, dan lain sebagainya. Ini adalah Sunnatullah.


Jalan dakwah adalah jalan yang mulia dan mahal. Sesungguhnya itulah jalan surga dan diridhai Allah, itulah jalan Allah. "Hai Tuhan kami, tetapkanlah tapak-tapak kaki kami di atas jalanMu".


Jalan dakwah adalah jalan yang dipenuhi dengan segala perkara yang dibenci oleh hawa nafsu dan bukan merupakan jalan yang ditaburi bunga-bunga yang mewangi. Banyak rintangan yang menghalangi dan banyak penyelewengan yang mungkin terjadi dalam beberapa aspek yang menjauhkan orang yang berjalan di atas jalannya.


"Alif Lam Mim. Adakah manusia menyangka bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan: "Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji lagi. Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta".(Al-Ankabut: 1-3)


SUDAH SAATNYA KITA MENINGGALKAN "MANAJEMEN AFWAN", DAN MENJADI ORANG-ORANG DALAM BARISAN TERDEPAN DALAM MEMENUHI PANGGILAN JIHAD DAN MEMENUHI AMANAH-AMANAH KITA. BERHENTI BERLINDUNG DI BALIK ALASAN ATAS SETIAP KELALAIAN YANG KITA BUAT.

KESUKSESAN DAKWAH HANYA DICAPAI BILA PARA PENGUSUNGNYA, PARA AKTIVISNYA, PARA DAI-NYA MEMPUNYAI KOMITMEN DAN AZZAM YANG KUAT.
BUKAN DICAPAI OLEH ORANG-ORANG YANG HANYA PANDAI MENCARI-CARI ALASAN ATAS SETIAP KELALAIAN.

SEMUANYA BERPULANG PADA DIRI KITA SENDIRI, SETIAP HAMBATAN SELALU PUNYA SOLUSI. HAMBATAN DAN TANTANGAN UNTUK DITAKLUKKAN, UJIAN UNTUK DISELESAIKAN DENGAN CARA TERBAIK DAN HASIL TEROPTIMAL.

MARI KITA BERAZZAM UNTUK MENGHAPUS "ALASAN UNTUK LARI DARI DAKWAH"

DAN MENGGANTINYA DENGAN "ALASAN UNTUK HADIR TEPAT WAKTU, ALASAN UNTUK TERUS BERDAKWAH DALAM BERBAGAI KONDISI, ALASAN UNTUK TERUS HADIR DALAM LINGKARAN YANG SELALU MENYEBUT NAMA ALLAH, ALASAN UNTUK MENGIKUTI BERBAGAI KAJIAN ISLAM YANG MENINGKATKAN KAFAAH KITA, ALASAN UNTUK HADIR SYURO, ALASAN UNTUK HADIR TATSQIF, ALASAN UNTUK HADIR HALAQAH, ALASAN UNTUK IKUT MUKHOYYAM, ALASAN UNTUK IKUT RIHLAH, ALASAN UNTUK MENGISI PENGAJIAN, TPA, MENTORING, HALAQAH, ALASAN UNTUK TERLIBAT DALAM SETIAP AGENDA DAKWAH."

TERUSLAH MENCARI ALASAN UNTUK TERUS BERADA DALAM JALAN KEBAIKAN DAN UNTUK BERAMAL DENGAN AMAL-AMAL TERBAIK.

JANGAN MAU JADI ORANG YANG TERTINGGAL!

"Dan jika kamu berpaling, maka ALLAH akan gantikan dengan kaum yang lain dan mereka tidak akan jadi seperti kamu" (Qs. 47: 38).


SELAMAT BERJUANG DAN KEEP ISTIQOMAH!!!

_Bunga (setegar) Karang_

BOGOR, 25 JANUARI 2011




1 komentar:

  1. Tadzkiroh yg bermanfaat.
    Bagus jk dibaca ADIK* Se-Indonesia.
    *Aktivis Dakwah Islam Kampus

    BalasHapus