Translate

Senin, 07 Juni 2010

MALU

Al-hayaa'--> malu adalah turunan dari kata Al-Hayaat (hidup),, 

Hati yang hidup berarti pemiliknya memiliki rasa malu, di dalamnya terdapat sifat malu yang dapat menghalanginya dari berbagai perbuatan buruk.

Karena hidupnya hati adalah penghalang dari keburukan yang dapat merusak hati.

"Malu adalah bagian dari iman." (HR. Muslim & At-Tirmidzi)

"Malu dan diam dari perkataan yang menyebabkan dosa adalah bagian dari iman, sedang ucapan keji dan berpura-pura fasih adalah bagian dari kemunafikan." (HR.Ahmad & At-Tirmidzi)

Jika tidak memiliki rasa malu, berarti di dalam hatinya tidak terdapat kehidupan yang membuatnya malu dan menahan diri dari hal yang buruk, seperti tanah kering yang tidak meninggalkan jejak kaki.

Hati yang hidup akan tetap abadi meski nyawa telah berpisah dari badan. Sedangkan hati yang mati akan sirna dengan terpisahnya nyawa dari raga.

"Dan janganlah kamu mengatakan orang-orang yang terbunuh di jalan Allah telah mati. Sebenarnya mereka hidup." (QS. Al-Baqarah: 154)

Malu menurut istilah adalah akhlaq yang sesuai dengan sunnah yang membangkitkan fikiran untuk meninggalkan perkara yang buruk sehingga akan menjauhkan manusia dari kemaksiatan dan menghilangkan kemalasan untuk menjalankan hak Allah.

Makna tersebut dijelaskan dalam hadits Nabi shollallahu’alaihi wassallam, “Sesungguhnya termasuk yang didapati manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah, ‘Jika engkau tidak malu maka lakukanlah sekehendakmu’

 Jenis-Jenis Malu

Terdapat banyak jenis-jenis malu, diantaranya :

 Malu kepada Allah,

Ketahuilah sesungguhnya celaan Allah itu diatas seluruh celaan. Dan pujian Allah subhanahu wata’ala itu diatas segala pujian. Orang yang tercela adalah orang yang dicela oleh Allah. Orang-orang yang terpuji adalah orang-orang yang dipuji oleh Allah.  Maka haruslah lebih malu kepada Allah dari pada yang lain.

Malu kepada Allah adalah jalan untuk menegakkan segala bentuk Ketaatan dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Karena jika seorang hamba takut di cela Allah, tentunya ia tidak akan menolak ketaatan dan tidak pula mendekati kemaksiatan. Oleh karena itulah malu merupakan sebagian dari iman.

 Nabi shollallahu’alaihi wassallam bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan laa ilaaha illallah (tiada illah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu termasuk salah satu cabang iman.

 Malu kepada Manusia,

Termasuk jenis malu adalah malunya sebagian manusia kepda sebagian yang lain.  Sebagaimana malunya seorang anak kepada orangtuanya, isteri kepada suaminya, orang bodoh kepada orang pandai, serta malunya seorang gadis untuk terang-terangan menyatakan ingin menikah.

 “Dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, bahwasannya ia berkata, ‘wahai Rasulullah Shollallahu’alaihi Wa Sallam, sesungguhnya gadis itu malu. Maka Rasulullah Shollallahu’alaihi Wa Sallam bersabda, ‘Persetujuannya diketahui dari diamnya’”.

 Malunya seseorang terhadap dirinya,

Dan ini salah satu bentuk malu yang di rasakan oleh jiwa yang terhormat, tinggi dan mulia, sehingga ia tidak puas dengan kekurangan , kerendahan dan kehinaan. Karena itu engkau akan menjumpai seseorang yang merasa malu kepada dirinya sendiri, seolah-olah di dalam raganya terdapat dua jiwa, yang satu merasa malu kepada yang lain.

Malu inilah yang paling sempurna karena jika pada dirinya sendiri saja sudah demikian malu, apalagi terhadap orang lain.

 

Keutamaan-Keutamaan Sifat Malu

 Allah mencintai sifat malu,

“Sesungguhnya Allah adalah Maha Pemalu dan Maha Menutupi. Dia mencintai rasa malu dan ketertutupan.”

 Malu adalah akhlaq Islam,

“Sesungguhnya setiap agama itu berakhlaq, Sedangkan akhlaq agama islam adalah malu.”

 Termasuk bagian dari iman,

Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu’anhu, bahwasannya Rasulullah Shollallahu’alaihi Wa Sallam melewati seorang laki-laki dari sahabat Anshar sedang menasehati temannya tetang rasa malu. Lalu Rasulullah Shollallahu’alaihi Wa Sallam bersabda, “Biarkan ia, sesungguhnya malu merupakan bagian dari iman”

 Sifat malu mendatangkan kebaikan,

“Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan”

 Sifat malu menghantarkan ke surga

“Malu itu bagian dari iman. Dan iman tempatnya di surga, sedangkan ucapan keji termasuk bagian dari tabiat kasar, tabiat kasar itu tempatnya di neraka.”

HR Bukhari (Fathul Baari  I/51), HR Muslim (Syahr An-Nawawi I/6), lafadz di atas milik Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu.

Hadits Shahih riwayat Abu Dawud (4012),  an-Nasa-I (I/200),  Ahmad (IV/224) dari Ya’la bin Umayyah radhiallahu’anhu.

Hadits Hasan riwayat Ibnu Majah (4181),  al-Khara-ithi dalam Makaarimul Akhlaaq (49), ath-Thabrani dalam al-Mu’jamush Shaghiir (I/13-14) hadits dari Anas.

HR. Bukhari (Fathul Baari X/521), Muslim Syahr an-Nawawi II/6-7)

HR. Bukhari (Fathul Baari I/74)

Hadits Shahih riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Hibban 1929, al-Hakim I/52, Ahmad II/501 dari banyak jalan.



4 komentar: