Translate

Senin, 05 Juli 2010

Dahsyatnya Sakaratul Maut

Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut 

Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan 
tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi) 

Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon 
penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri 
itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” 
(HR Bukhari) 

Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW . 

Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri 
yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya 
dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh 
yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”. 

Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul 
maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian 
orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut 
dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut 
dan kulit kepala hingga kaki”. 

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil 
yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia 
menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui 
gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba 
mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. 
“Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? 
Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa 
perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.” 

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, 
dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia 
ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa 
Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti 
Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan 
mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya 
hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya 
melalui sebuah mimpi. 

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam 
tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau 
kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan 
bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar 
siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis 
shawab. 

Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim 
Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan 
Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang 
zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut 
sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, 
memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba 
hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika 
melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim 
as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah 
cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman 
kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu. 

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malaikatul Maut saja sudah 
menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, 
menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh 
kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas 
dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam 
sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras. 

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan 
memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita 
melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa 
tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita. 

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim 
(berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul 
dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini 
kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu 
mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu 
selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93) 

(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan 
berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri 
(sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan 
pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa 
yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu 
kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang 
menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29) 

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah 
dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, 
“Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat 
kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat 
kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar 
ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ 
Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat 
itu. 

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang 
dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya 
Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah 
SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan 
meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan 
diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”. 

Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim 
di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau 
merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik! 

Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa 
Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa 
Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan 
wangi yang sangat harum. 

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah 
diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) 
kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat 
(pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik 
dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn 
yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di 
dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. 
Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. 
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat 
dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke 
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 
: 30-31-32) 

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga 
yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, 
“Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah 
dalam masa-masa menunggumu”. 
Wallahu a’lam bish-shawab. 

Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada 
dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat 
yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika 
sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan 
Sirath-al mustaqim, dan seterusnya. 

Allahumma Amin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar