Translate

Senin, 05 April 2010

BIARKAN NIKOTIN GEROGOTI JANTUNGMU!!!

WHO memperkirakan sekitar 59% pria berusia di atas 10 tahun di Indonesia telah menjadi perokok harian. Konsumsi rokok Indonesia setiap tahun mencapai 199 miliar batang. Ironisnya, 60% dari perokok Indonesia, kira-kira 84 juta orang, adalah masyarakat kelas ekonomi bawah. Menurut Depkes, kematian akibat rokok di Indonesia mencapai 58 ribu orang per tahun. WHO bahkan memperkirakan, tiap tahun ada 4 juta orang meninggal akibat penyakit karena merokok, dan diperkirakan pada tahun 2020 angka kematian akan bertambah menjadi 8,4 juta per tahun.

Sudah tercatat 15 juta orang meninggal akibat penyakit jantung atau sama dengan 30% dari kematian di seluruh dunia (WHO, 2006). Sebagian besar dari mereka meninggal di bawah usia 65 tahun. Kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh periferal, dan gangguan paru-paru seperti bronkhitis kronis, emfisema, asma, dan kanker paru. Rokok atau tembakau telah menyebabkan tiga juta orang meninggal setiap tahunnya akibat kanker paru-paru dan penyakit jantung. Selain itu diperkirakan 691 juta orang sudah mengalami penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi. Lebih dari separuh kematian di kalangan perokok berat disebabkan oleh penyakit pembuluh darah jantung.

Perokok dari kalangan kaum muda jauh lebih berisiko terhadap efek negatif rokok daripada yang lebih tua. Merokok pada usia di bawah 30 tahun meningkatkan risiko hingga 10 kali lipat. Pengaruh merokok juga berhubungan dengan dosis, makin banyak merokok makin besar risiko mati karena penyakit jantung koroner. Orang-orang yang mulai merokok sebelum berusia 20 tahun dan merokok 20 batang atau lebih dalam sehari mempunyai risiko delapan kali lebih besar daripada yang tidak merokok, dan dua kali lebih berisiko orang-orang yang merokok kurang dari sepuluh batang sehari.

Merokok menyebabkan masuknya campuran yang kompleks sekitar 4000 bahan kimia beracun. Ribuan racun ini akan menumpuk yang mengakibatkan sel-sel tubuh yang seharusnya beregenerasi setiap hari tidak punya kesempatan melakukannya lagi. Sel-sel tubuh yang aus terus-menerus tidak lagi bisa berfungsi dengan baik. Kandungan rokok yang paling berperan merusak jantung adalah nikotin dan karbon monoksida. Karbon monoksida yang diisap oleh perokok akan berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah membentuk senyawa karboksihemoglobin. Hal ini menyebabkan oksigen tidak dapat berikatan dengan Hb sehingga terjadi defisiensi oksigen, termasuk berkurangnya pasokan oksigen ke otot-otot jantung. Sedangkan nikotin merangsang produksi hormon-hormon stres seperti adrenalin dan noradrenalin. Hormon-hormon ini meningkatkan denyut jantung sehingga untuk beberapa lama tekanan darah akan naik dan menyebabkan peningkatan kebutuhan jantung akan oksigen. Jika nadi koroner telah terkena aterosklerosis (penumpukan endapan jaringan lemak dalam nadi yang menghambat aliran darah), peningkatan kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi.

Baik nikotin maupun karbon monoksida dapat menyebabkan keping-keping darah menjadi lengket dan lebih mudah menggumpal, sehingga memperbesar risiko trombosis. Penggumpalan dalam sistem aliran darah ini dapat merusak bagian lapisan nadi yang paling lemah dan mempercepat berkembangnya aterosklerosis.

Merokok menyebabkan kenaikan tekanan darah selama beberapa waktu, bukan tekanan darah tinggi kronis atau permanen. Akan tetapi, jika mengidap tekanan darah tinggi atau kelebihan kolesterol dalam darah, merokok makin memperbesar risiko terserang penyakit jantung koroner. Jadi, jika tekanan darah tinggi saja melipatduakan risiko terserang penyakit jantung koroner, risiko ini menjadi empat kali lipat jika ditambah merokok.

Menghirup asap rokok memungkinkan sejumlah besar nikotin dan karbon monoksida memasuki aliran darah. Ini menunjukkan bahwa perokok pasif pun berisiko tinggi untuk mengidap penyakit jantung akibat asap rokok.

 

-Bunga Oktora-

5 komentar:



  1. kaya gitu juga banyak nikotinnya kan?

    BalasHapus
  2. itu mah banyak cafein-nya yg pasti mah :D

    BalasHapus
  3. nikotin ama cafein, beda ya??

    lupa

    BalasHapus
  4. hihihi.. iyah, beda.. kapan2 kita bahas soal cafein juga yah

    BalasHapus
  5. azzikk dah...sip...sip...

    tapi, untungnya aku bukan pecinta kopi :D

    BalasHapus