Translate

Kamis, 11 Maret 2010

Sang Pemenang Adalah Yang Bertahan Sampai Akhir!

Tahukah, tilawah 10 juz dalam suatu hari tidaklah sulit, namun istiqamah tilawah 1 juz setiap hari sepanjang hayat tak banyak yang berhasil.

Tahukah, menghafal 3 halaman ayat-ayat Qur'ani dalam 1 hari tidaklah sukar, namun istiqamah menambah hafalan 3 ayat setiap harinya sepanjang hidup dan memuroja'ahnya dengan rutin adalah tantangan yang berat.

Tahukah, menunaikan shalat sampai ratusan rakaat dalam satu hari itu mudah, tapi istiqamah menunaikan 50 rakaat shalat wajib dan sunnah dengan khusyu' setiap harinya sampai hembusan nafas terakhir amatlah sulit.

Tahukah, merekrut kader dalam puluhan kelompok halaqah tidaklah sukar, namun istiqamah membina, meski hanya 1 kelompok, sepanjang hidup tak banyak yang sanggup.

Tahukah, semangat dakwah dan jihad fii sabilillah menggebu di masa muda adalah hal biasa, namun yang bertahan sampai akhir hayat hanya segelintir orang.

Tahukah, begitu banyak kader dakwah bersemangat menyerukan Islam di kala sekolah lalu berguguran saat kuliah.

Tahukah, teramat melimpah ruah kader yang dicetak di kampus, jiwa-jiwa penuh kobaran semangat tuk berjihad di jalan dakwah, jiwa idealisme dan ghiroh yang menyala-nyala. Tak aneh! Tapi coba tengok, berapa yang tersisa selepas dari kampus? Bahkan seorang ADK internal-pun tak terbilang yang pelan2 hengkang. Alasannya klasik, kerja! silau akan dunia, sibuk mencari ma'isyah... Tak ada waktu untuk berdakwah, tak ada waktu untuk hadir halaqah apalagi buat ikutan tatsqif,  jadwal terlalu padat dan menyita energi. Yah, begitulah fenomenanya. Satu per satu amanah dakwah dilepaskan termasuk amanah membina! And good bye akhi/ ukhti!

Belum lagi saat telah menikah, alasan untuk lari dari dakwah pun semakin menjadi, telat hadir syuro karena antar istri, tak hadir halaqah karena anak sakit, tak mengisi halaqah karena suami baru pulang dari luar kota, dsb dsb dsb...


"Katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugianny, dan rumah2 tempat tinggal yg kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." (Q.S.At-Taubah: 24)

Istiqomah! Kata yang mudah terlontar namun tak mudah dalam mempraktekkannya. Hanya yang istiqomahlah yang mampu melewati putaran roda dakwah-yang harus mendaki bukit terjal. Istiqamah dalam hidayah, istiqamah dalam keikhlasan, istiqamah dalam ketaatan, dan istiqamah dalam kesabaran.

"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dgn org2 yg menyeru Rabb-Nya di pagi dan senja hari, dgn mengharap keridhaan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (Q.S.Al-Kahfi: 28)..

Dakwah itu kerja tanpa batas waktu, saudaraku...

Dakwah itu kontrak seumur hidup, saudaraku...

Dakwah itu tak mengenal kata pensiun!!!


Sejatinya, pemenang adalah yang bertahan hingga akhir! Mereka yang bersemangat di awal dan terus berjuang dengan penuh kesabaran hingga tetes darah penghabisan. Itulah sang pemenang sejati. Istiqomah di jalan yang penuh onak duri tanpa pernah melangkah mundur walau selangkah, berjuang berpeluh berkorban jiwa raga dan harta. Jalan dakwah tdk dihampiri permadani, tidak pula ditaburi bunga melati dan siraman minyak kasturi. Sebaliknya jalan dakwah dipenuhi duri dan ranjau2 yg stiap saat dpt meledak, kemudian jalan berliku penuh tikungan maut sementara jurang2 curam menganga. Hanya orang2 istiqamah, pantang menyerah, dan pemberani lah yang mampu bertahan hingga akhir. Pilihannya hanya 2, kemenangan mulia atas tegaknya Islam di muka bumi atau mati sebagai syuhada. Adakah kita mampu menjadi sang pemenang sejati?!?

Ya Rabb, istiqomahkan lah kaki ini melangkah di jalanMU, istiqomahkan lah hati ini untuk ikhlas berjuang di jalanMU, istiqomahkan lah diri ini untuk mengabdi hanya kepadaMU sampai nyawa ini dikembalikan padaMU lagi...
Semoga tulisan ini bisa menjadi pengingat jiwa yang lalai, khususnya teruntuk diriku pribadi.
Jadilah pemenang sejati, yang bertahan sampai akhir!

--flo--

12 Maret 2010


24 komentar:

  1. ukhti... tausiyahya bagusss sekalii . . . n_n

    mau izin copas,, boleh tak?...

    syukron... n_n

    BalasHapus
  2. @jinggaituorange: mangga di-copas, silahkan disebarkan jika dirasa bermanfaat. Oia, sebenernya blm selesai dan perlu di-edit lg, td ga sengaja keburu di-publish, maklum td ngetik via hape. Afwan masih kacau balau. Insya Allah akan segera dirapihkan :)

    BalasHapus
  3. Hoh, dalem...!!!!
    Hebat si bunga,,,ngubek-ngubek HP di kereta hasilnya begini. Hihihi, apa karena disampingnya ada yang tilawah ya? jadinya malaikat2 ikut membantu jarimu...hahaha =P

    BalasHapus
  4. @auqi14: hahaha, gara2 nunggu dirimu tauu, lamaaa :p (pdhl mah udah mule ngetik dr di angkot).. Tau ga li, kan pas mau diposting dc, pas ku edit2 lg, mau diposting gagal. Eh, taunya yg blm di-edit malah yg ke-publish.. Sabar ya, akan ada edisi revisi. Isinya, kerja dakwah tak kenal kata pensiun, komitmen seumur hidup, sepanjang hayat dikandung badan. Tp terbuka untuk siapapun yg mau resign di tengah jalan. How?

    BalasHapus
  5. ho, gw udah lama tuh ga bikin tulisan2 pengingat kayak gitu. Hihi, kayaknya karena jarang merenung..atau sibuk sama dunia ya? Ayo bung, nulisss...!!! Cambuk..cambuk...

    BalasHapus
  6. jFS. Allah menyukai amalan yg meskipun kecil namun dikerjakan terus menerus dan teratur.

    BalasHapus
  7. wa iyyaki,
    betul betul betul, saya setuju :)

    BalasHapus
  8. buat atuh liii, aku rindu tulisan2mu seperti yg dulu2, yang sederhana tapi lugas dan tajam :D

    BalasHapus
  9. istiqomah : istri tiga diqontrakin rumah, hwehe :p


    dan sejarah tlah membuktikan bahwa orang2 yg bertahan sampai akhir dalam bersabarlah yg menjadi pemenang,,,

    BalasHapus
  10. akhirnya nyampe jg ke sini ray :p

    *istri 3? tanggung, 4 ajah, tapi jgn dikontrakin rmh dung! tp dibeliin istana :p

    *yups, sabar dan istiqamah dalam prakteknya tak semudah mengucapkannya.., ujian demi ujian kan slalu hadir mewarnai setiap perjuangan

    BalasHapus
  11. uhh, dasar sampe segitunya :p

    tuh kepanjangan aray dapetin pas dulu ada training khotib jumat teh, wakakakak ampe ngakak. . :p


    karena jalan perjuangan ini tak dihiasi dgn karpet merah, namun penuh onak dan duri.. tak ada kenyamanan dalam perjalanan ini, karena ini adalah harga yg pantas untuk mendapatkan syurga

    BalasHapus
  12. @myrevolt: sepakat ma paragraf terakhir, lanjutkan perjalanan sampai tetes darah terakhir, lalui onak duri itu.. Mengapa perjuangan ini pahit? Karena surga itu manis ^_^

    BalasHapus
  13. mengapa gula manis? karena k'lo gak manis gak disemutin,
    mengapa garam asin? karena k'lo manis namanya gula, wakakak :p

    BalasHapus
  14. knapa cabe pedes? kalo manis namanya gula, kalo asin namanya garem

    BalasHapus
  15. masa sih?? kayaknya gak dimasukking dalam kulkas deh :p

    BalasHapus
  16. wah, ada pengunjung baru, selamat datang, semoga betah :)

    BalasHapus