Translate

Sabtu, 22 Mei 2010

Everyone's in a rush, everybody's busy....

Always in a rush.. Setiap detik terasa amat berharga tuk disiakan.. Benarlah jika dikatakan kewajiban yang kita miliki jauh lebih banyak dari waktu yang tersedia.. Sungguh merugi diri ini saat terdiam tanpa amal meski hanya sejenak.. Bukankah ketika kita tidak menyibukkan diri dalam kebenaran pastilah kita sibuk dalam kemaksiatan??

Sebuah perenungan buatku beberapa minggu belakangan, saat kewajiban dan amanah seolah menumpuk menggunung dan menuntut tuk segera ditunaikan. Membagi diri dan waktu di antara banyak pilihan, memaksa kita menentukan prioritas karena tak mungkin menyelesaikan semuanya dalam satu waktu. Satu hal yang pasti, kitalah yang memimpin hidup kita, kita yang mengatur alokasi waktu, kita bukan budak waktu yang dikendalikan, bukan pula pecundang yang kalah melawan waktu.

Sebuah penaklukkan atas waktu. Pekan lalu saya berada di Ciamis selama 4 hari untuk menunaikan sebuah amanah. Pada hari ke-3 sebuah email masuk, memberikan sebuah amanah baru yang merupakan tantangan besar untuk saya. Namun amanah itu baru bisa saya tunaikan setelah kembali dari Ciamis. Kamis lalu, sesampainya di rumah, meski tubuh lelah teramat sangat tapi tak ada waktu untuk berleha-leha. Segera menyelesaikan amanah berikutnya, terpaksa begadang. Keesokkan harinya amanah tsb dilaporkan dengan banyak revisi.. Sabtu-ahad pun menyapa, bukan waktu tuk beristirahat pastinya, tapi serentetan syuro telah menanti. Mengisi dan diisi. Agenda-agenda wajib menumpuk di dua hari itu, always in a rush.. Hingga tibalah hari senin, tantangan baru, sebuah proposal riset harus diselesaikan dalam 3 hari, dan ini BUKAN PEKERJAAN MUDAH, butuh inspirasi dan data dalam waktu yang mendesak. Hari-hari yang diisi dengan begadang, fyuhh.. Deadline 19 Mei 2010 pukul 23.59 WIB.. Kemarin kepanikan terjadi, semua orang heboh wara wiri ngurus proposal masing2. Tepat jam 9 malam, komputer kampus hang, akhirnya memutuskan langsung ke DRPM UI membawa hardcopy proposal yang belum dijilid dan softcopy yang belum di-upload.

Dalam perjalanan, salah satu dosenk nyeletuk, "wah, udah subuh yah", lalu "dulu itu saya tiap hari kerja kayak orang gila, ga tidur sampai subuh, lebih parah deh daripada sekarang. Tapii, sekarang badan saya udah gak kuat, gak bisa lagi kerja sampe begadang."

Sampai di DRPM, bertemu peserta riset lain, seorang Prof dari FKG. Beliau ditanyai mengapa tidak mengajukan yg riset kompetensi, dan jawabannya,
"waduh, saya gak mau tiap malam begadang selama setahun, ngajuin yang riset kolaborasi aja udah bikin saya begadang beberapa malam ini."

Wew, saya jadi banyak merenung soal pemanfaatan waktu. Soal apa yang kita perjuangkan hingga mengorbankan segalanya. Haruskah seluruh waktu kita tersita untuk suatu hal. Saya rela korbankan semua waktu yang saya miliki jika itu bisa menjamin saya bahagia di akhirat kelak.. Jika hanya untuk pencapaian duniawi yang fana ini, relakah??

Sebuah fenomena menarik, saat seseorang begitu sibuk dengan usahanya mencari ma'isyah atau sibuk dengan upaya menuntut ilmu atau kesibukan untuk sebuah aktualisasi diri menjadikan waktu untuk Allah terkorbankan. Kadang shalat jd terlalaikan, seringkali tertunda, tilawah 1juz/hari tak tercapai, dzikir terlupakan, shaum sunnah tak kuat dijalankan, qiyamullail terlewatkan, tak ada waktu untuk dhuha, dan amalan2 yaumiah lain terlalaikan hingga ruhiyah jadi kering kerontang. Belum lagi amanah dakwah tak lagi jadi prioritas. Kesibukan mengejar dunia membuat kita tak punya waktu untuk mengisi halaqah atau menghadiri syuro, lebih buruk lagi, bahkan terhalang untuk datang halaqah. Hei! Wake up! Apa yang kita kejar sih? Apakah ada keridhoan Allah dalam aktivitas yang melalaikan kita dari mengingatNYA? dari menunaikan dakwah di jalanNYA? Lupakah apa tujuan penciptaan kita di dunia ini? Hanya untuk beribadah kepada Allah!! Lupakah kemana raga ini akan berakhir? Ke tanah dan habis membusuk tak bersisa!! Lupakah akan hari pertanggungjawaban saat semua amal dihisab??

Sebuah pelajaran berharga, sungguh setiap aktivitas, setiap kesibukan akan terasa keberkahannya HANYA BILA melibatkan ALLAH dari awal hingga akhir, semua diniatkan untuk ibadah dan dengan tidak mengorbankan amalan yaumiah dan amanah dakwah kita. Bersibuk-sibuklah dalam kebaikan, sibuklah dalam aktivitas yang bisa menyelamatkan kita dari panasnya api neraka.. Kitalah yang mengatur waktu, kitalah yang memilih kesibukan kita, kita pulalah yang akan mempertanggungjawabkannya kelak..


Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,  فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 5
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.  إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 6
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,  فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَب7
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.  وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ 8

 


Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,

Tak ada waktu untuk berhenti bergerak....


-flo-
20 mei 2010

4 komentar:

  1. dalem...
    bener...bener...bener...
    apa yang kita kejar ya?

    BalasHapus
  2. bungi, gw kutip ya buat di FB...

    BalasHapus
  3. sok lah dikutip, diapain aja bolee :p

    dalem apanya li? lg ngegali sumur? xixixi

    BalasHapus